MAKALAH
CENDAWAN MIKORIZA
ARBUSKULAR(CMA)
PENGANTAR
TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN
Disusun
Oleh :
Faizal
Amin
AGRIBISNIS
UNIVERSITAS
TRUNOJOYO MADURA
2011-2012
KATA PENGANTAR
Puji dan
Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang “Cendawan Mikoriza Arbuskular”.
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan
tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat
balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis
harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Bangkalan,
12 Desember 2011
Faizal Amin
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masalah utama
unsur P adalah kandungan fosfor tanah tinggi tetapi dalam keadaan tidak
tersedia untuk tanaman. Untuk mengatasi masalah P, salah satu cara mengatasinya
dengan menggunakan mikoriza. Cendawan mikoriza dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan tanaman. Cendawan Mikoriza
Arbuskular dapat digunakan secara efektif dalam mengurangi penggunaan pupuk
buatan yang merupakan sumberdaya alam tak terbaharukan. Penggunaan pupuk
buatan, apalagi yang dilakukan secara tidak bijaksana dapat menyebabkan
degradasi lingkungan yang akan berakibat pada turunnya produksi pertanian.
Pertumbuhan tanaman meningkat dengan adanya CMA karena meningkatkan serapan
hara, ketahanan terhadap kekeringan, produksi hormon pertumbuhan dan zat
pengatur tumbuh, perlindungan dari patogen akar dan unsur toksik. Sehingga
penggunaan pupuk hayati dari CMA merupakan alternatif terbaik untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produksi hasil pertanian.
Melalui makalah ini
kami mencoba menguraikan pengaruh cendawan mikoriza terhadap penyerapan unsur
hara tanaman terutama unsur P atau fosfor. Sehingga para pembaca khususnya yang
ada di sektor pertanian bisa memahami lebih detail lagi dan menambah
wawasannya.
1.2
Batasan
Masalah
Melihat dari latar belakang masalah dan
memahami pembahasannya maka penulis dapat memberikan batasan-batasan pada :
1.
Gambaran tentang Cendawan Mikoriza
Arbuskular
2.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
mikoriza
3.
Manfaat yang diperoleh tanaman inang
dari adanya asosiasi mikoriza
4.
Pengaruh mikoriza pada penyerapan unsur
hara tanaman
1.3
Rumusan
Masalah
1. Apa
pegertian dari cendawan mikoriza
arbuskular ?
2. Apa
saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikoriza ?
3. Apa
manfaat yang diperoleh tanaman inang
dari adanya asosiasi mikoriza ?
4. Apa pengaruh mikoriza pada penyerapan unsur
hara tanaman ?
1.4
Tujuan
Penulisan
1. Untuk
mengetahui pegertian cendawan mikoriza arbuskular
2. Untuk
memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikoriza
3. Untuk
mengetahui manfaat yang diperoleh tanaman inang dari adanya
asosiasi mikoriza
4. Untuk
mengetahui pengaruh mikoriza pada penyerapan unsur hara tanaman
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Cendawan Mikoriza Arbuskular
Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA)
merupakan asosiasi antara cendawan tertentu dengan akar tanaman dengan
membentuk jalinan interaksi yang komplek. CMA merupakan kelompok jamur tanah
obligat yang tidak dapat tumbuh dan berkembang jika tidak bersimbiosis dengan
tanaman inangnya. Jika terpisah dengan tanaman inangnya CMA akan membentuk
stuktur tahan yaitu berbentuk spora tahan (klamidospora).Mikoriza
berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza yang berarti Akar tanaman.
Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara beraturan dan
memperlihatkan spektrum yang sangat luas baik dalam hal tanaman inang, jenis
cendawan maupun penyebarannya. Mikoriza merupakan asosiasi simbiotik antara
akar tanaman dengan jamur. Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini
memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan
tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak. Mikoriza adalah kelompok
fungi (jamur) yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan
berpembuluh,Tracheophyta) khususnya pada system perakaran. Mikoriza memerlukan
akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya, beberapa tumbuhan
bahkan ada yang tergantung pertumbuhannya pada mikoriza. Beberapa jenis tumbuhan
tidak tumbuh atau terhambat pertumbuhannya tanpa kehadiran mikoriza di akarnya.
Macam-macam Mikoriza
Mikoriza di bagi menjadi dua yaitu:
Endomikoriza
Endomikoriza
adalah jamur yang hifanya dapat menembus akar sampai bagian korteks. Misalnya
yang terjadi pada tanaman anggrek, sayuran (kol), dan pada berbagai jenis
tumbuhan tinkat tinggi. Endomikoriza penting untuk beberapa jenis tanaman
polongan karena dapat merangsang pertumbuhan bintil akar. Bintil akar dapat
bersimbiotis dengan Rhizobium sehingga mempercepat fiksasi nitrogen.
Ektomikoriza
Ektomikoriza
adalah jamur yang hifanya hanya sampai pada bagian epidermis akar pertumbuhan
atau tidak sampai menembus ke dalam korteks akar. Dengan adanya ektomikoriza,
akar tumbuhan tidak begitu memerlukan buylu akar. Tumbuhan tumbuhan tersebut
dapat memperoleh air dan unsure-unsur hara dari tanah dalam jumlah yang lebih
banyak.
2.2 Faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan mikoriza
·
Suhu
Penetrasi
dan perkecambahan hifa diakar peka pula terhadap suhu tanah. Pada umumnya
infeksi oleh cendawan MVA meningkat dengan naiknya suhu ,peran mikoriza hanya
menurun pada suhu diatas 40°C.
·
Kadar Air Tanah
Untuk
tanaman yang tumbuh didaerah kering, adanya MVA menguntungkan karena dapat
meningkatkan kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bertahan pada kondisi yang
kurang air (Vesser et el,1984dalam Pujianto, 2001).
·
pH Tanah
Perubahan
pH tanah melalui pengapuran biasanya berdampak merugikan bagi perkembangan MVA
asli yang hidup pada tanah tersebut sehingga pembentukan mikoriza menurun
(Santosa, 1989).
·
Bahan Organik
Jumlah
spora MVA tampaknya berhubungan erat dengan kandungan bahan organik didalam
tanah. Jumlah maksimum spora ditemukan pada tanah- tanah yang mengandung bahan
organik 1-2 persen sedangkan pada tanah-tanah berbahan organic kurang dari 0,5
persen kandungan spora sangat rendah (Pujianto, 2001).
·
Cahaya dan Ketersediaan Cahaya
Peran
mikoriza yang erat dengan peyediaan P bagi tanaman menunjukkan keterikatan
khusus antara mikoriza dan status P tanah. Pada wilayah beriklim sedang
konsentrasi P tanah yang tinggi menyebabkan menurunnya infeksi MVA yang mungkin
disebabkan konsentrasi P internal yang tinggi dalam jaringan inang (Santosa,
1989).
·
Logam Berat dan Unsur Lain
Aluminium
diketahui menghambat muncul jika ke dalam larutan tanah ditambahkan kalsium
(Ca). Jumlah Ca didalam larutan tanah rupa-rupanya mempengaruhi perkembangan
MVA. Hal ini mungkin karena peran Ca2+ dalam memelihara integritas membran sel.
·
Fungisida
Fungisida
merupakan racun kimia yang diracik untuk membunuh cendawan penyebab penyakit
pada tanaman, akan tetapi selain membunuh cendawan penyebab penyakit fungisida
juga dapat membunuh mikoriza, dimana pemakainan fungisida ini menurunkan
pertumbuhan dan kolonisasi serta kemampuan mikoriza dalam menyerap P.
2.3 Manfaat yang dapat diperoleh tanaman inang dari
adanya asosiasi mikoriza
1. Meningkatkan penyerapan unsur hara
Tanaman yang bermikoriza biasanya
tumbuh lebih baik dari pada yang tidak bermikoriza, dapat meningkatkan
penyerapan unsur hara makro dan beberapa unsure hara mikro. Selain itu akar
tanaman yang bermikoriza dapat menyerap unsure hara dalam bentuk terikat dan
tidak tersedia untuk tanaman (Serrano, 1985 dalam Suhardi, 1992 dalam Rahayu
dan Akbar, 2003). Hubungan antara MVA dengan organisme tanah tidak bias
diabaikan, karena secara bersama-sama keduanya membantu pertumbuhan tanaman.
2.
Tahan terhadap serangan pathogen
Mikoriza dapat berfungsi sebagai
pelindung biologi bagi terjadinya infeksi patogen akar. Mekanisme perlindungan
ini bisa diterangkan sebagai berikut:
3. Sebagai konservasi tanah
Fungi mikoriza yang berasosiasi
dengan akar berperan dalam konservasi tanah, hifa tersebut sebagai kontributor
untuk menstabilkan pembentukan struktur agregat tanah dengan cara mengikat
agregat-agregat tanah dan bahan organik tanah.
4. Mikoriza dapat memproduksi hormon dan zat
pengatur tumbuh
Fungi mikoriza dapat memberikan hormon
seperti auxin, sitokinin, giberellin, juga zat pengatur tumbuh seperti vitamin
kepada inangnya.
5. Sebagai sumber pembuatan pupuk biologis.
6. Fungi ini dapat diisolasi, dimurnikan dan
diperbanyak dalam biakan monnesenil.
7. Isolat-isolat tersebut dapat dikemas dalam
bentuk inokulum dan sebagai sumber material pembuat pupuk biologis yang dapat
beradaptasi pada kondisi daerah setempat (Setiadi, 1994).
8.
Sinergis dengan mikroorganisme lain
Keberadaan mikoriza juga bersifat
sinergis denagn mikroba potensial lainnya seperti bakteri penambat N dan
bakteri pelarut fosfat.
9. Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan
Fungi mikoriza berperan dalam
mempertahankan stabilitas keanekaragaman tumbuhan dengan cara transfer nutrisi
dari satu akar tumbuhan ke akar tumbuhan lainnya yang berdekatan melalui struktur
yang disebut Bridge Hypae.
2.4 Pengaruh mikoriza pada penyerapan
unsur hara tanaman
Tanaman yang bermikoriza tumbuh lebih baik dari
tanaman tanpa bermikoriza. Penyebab utama adalah mikoriza secara efektif dapat
meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur hara makro maupun mikro. Selain
daripada itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk
terikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman (Anas, 1997).
Petani organik sangat menghindari
pemakaian pupuk kimia. Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, petani organik
mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi tanaman. Sayangnya kandungan
hara kompos rendah. Kompos matang kandungan haranya kurang lebih 1.69% N, 0.34%
P2O5, dan 2.81% K. Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg Urea,
0.34 kg SP36, dan 2.18 kg KCl. Misalnya, untuk memupuk padi yang kebutuhan
haranya 200 kg Urea/ha, 75 kg SP 36/ha, dan 37.5 kg KCl/ha, membutuhkan
sebanyak 22 ton kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan
banyak tenaga kerja dan berimplikasi pada naiknya biaya produksi.
Mikroba
tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut
fosfat (P) dan kalium (K). Tanah pertanian kita umumnya memiliki kandungan P
cukup tinggi (jenuh). Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman karena
terikat pada mineral liat tanah. Di
sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari
mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu
melarutkan P, antara lain Aspergillus, Penicillium, Pseudomonas, dan Bacillus
Megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga
berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Mikoriza berperan dalam
melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu, tanaman
yang bermikoriza umumnya juga lebih tahan terhadap kekeringan. Contoh mikoriza
yang sering dimanfaatkan adalah Glomus dan Gigaspora.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan
Riza yang berarti Akar tanaman. Mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk
melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya, beberapa tumbuhan bahkan ada yang
tergantung pertumbuhannya pada mikoriza. Beberapa jenis tumbuhan tidak tumbuh
atau terhambat pertumbuhannya tanpa kehadiran mikoriza di akarnya. Mikoriza
dibagi 2 yaitu endomikoriza dan Ektomikoriza. Adapun faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan mikoriza yaitu suhu, kadar
air, pH tanah, bahan organik, cahaya dan ketersediaan cahaya, logam berat dan
unsur lain, serta fungisida. Selain itu ada juga manfaat yang dapat diperoleh
tanaman inang dari adanya asosiasi mikoriza, seperti meningkatkan penyerapan
unsur hara, tahan terhadap serangan pathogen, sebagai konservasi tanah, sebagai
sumber pembuatan pupuk biologis, dan lain sebagainya.
Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba
pelarut fosfat (P) dan kalium (K). Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan
membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu, tanaman yang bermikoriza
umumnya juga lebih tahan terhadap kekeringan
3.2 Saran
Penulis menyarankan kepada
pembaca agar :
1.
Mampu memahami lebih dalam tentang mikoriza
2.
Belajar tentang pengaruh mikoriza pada
penyerapan unsure hara tanaman
3.
Bisa memahami peran mikoriza dalam kehidupan
DAFTAR
PUSTAKA
Pujiyanto.
2001. Pemanfatan Jasad Mikro, Jamu Mikoriza dan Bakteri Dalam Sistem
Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia: Tinjauan Dari Perspektif Falsafah
Sains. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Bogor
Rahayu,
Novi., dan Ade Kusuma Akbar. 2003. Pemanfaatan
Mikoriza dan Bahan Organik Dalam Rangka Reklamasi Lahan Pasca Penambangan.
Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Pontianak
Santosa,
Dwi Andreas. 1989. Teknik dan Metode
Penelitian Mikorisa Vesikular-Arbuskular. Laboraturium Biologi Tanah
Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar