Rabu, 25 Januari 2012

makalah mikoriza


MAKALAH
CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULAR(CMA)
PENGANTAR TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN


Disusun Oleh :
Faizal Amin







AGRIBISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
                                            2011-2012
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Cendawan Mikoriza Arbuskular”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bangkalan, 12 Desember 2011


Faizal Amin




BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Masalah utama unsur P adalah kandungan fosfor tanah tinggi tetapi dalam keadaan tidak tersedia untuk tanaman. Untuk mengatasi masalah P, salah satu cara mengatasinya dengan menggunakan mikoriza. Cendawan mikoriza dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman.  Cendawan Mikoriza Arbuskular dapat digunakan secara efektif dalam mengurangi penggunaan pupuk buatan yang merupakan sumberdaya alam tak terbaharukan. Penggunaan pupuk buatan, apalagi yang dilakukan secara tidak bijaksana dapat menyebabkan degradasi lingkungan yang akan berakibat pada turunnya produksi pertanian. Pertumbuhan tanaman meningkat dengan adanya CMA karena meningkatkan serapan hara, ketahanan terhadap kekeringan, produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh, perlindungan dari patogen akar dan unsur toksik. Sehingga penggunaan pupuk hayati dari CMA merupakan alternatif terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produksi hasil pertanian.
Melalui makalah ini kami mencoba menguraikan pengaruh cendawan mikoriza terhadap penyerapan unsur hara tanaman terutama unsur P atau fosfor. Sehingga para pembaca khususnya yang ada di sektor pertanian bisa memahami lebih detail lagi dan menambah wawasannya.

1.2              Batasan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah dan memahami pembahasannya maka penulis dapat memberikan batasan-batasan pada :
1.         Gambaran tentang Cendawan Mikoriza Arbuskular
2.         Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikoriza
3.         Manfaat yang diperoleh tanaman inang dari adanya asosiasi mikoriza
4.         Pengaruh mikoriza pada penyerapan unsur hara tanaman


1.3              Rumusan Masalah
1.  Apa  pegertian dari cendawan mikoriza arbuskular ?
2.  Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikoriza ?
3.  Apa  manfaat yang diperoleh tanaman inang dari adanya asosiasi mikoriza ?
4.  Apa pengaruh mikoriza pada penyerapan unsur hara tanaman ?

1.4              Tujuan Penulisan
1.  Untuk mengetahui pegertian cendawan mikoriza arbuskular
2.  Untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikoriza
3.  Untuk mengetahui manfaat yang diperoleh tanaman inang dari adanya
asosiasi mikoriza
4.    Untuk mengetahui pengaruh mikoriza pada penyerapan unsur hara tanaman      











    



BAB II
PEMBAHASAN

2.1       Pengertian Cendawan Mikoriza Arbuskular
Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) merupakan asosiasi antara cendawan tertentu dengan akar tanaman dengan membentuk jalinan interaksi yang komplek. CMA merupakan kelompok jamur tanah obligat yang tidak dapat tumbuh dan berkembang jika tidak bersimbiosis dengan tanaman inangnya. Jika terpisah dengan tanaman inangnya CMA akan membentuk stuktur tahan yaitu berbentuk spora tahan (klamidospora).Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza yang berarti Akar tanaman. Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara beraturan dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas baik dalam hal tanaman inang, jenis cendawan maupun penyebarannya. Mikoriza merupakan asosiasi simbiotik antara akar tanaman dengan jamur. Asosiasi antara akar tanaman dengan jamur ini memberikan manfaat yang sangat baik bagi tanah dan tanaman inang yang merupakan tempat jamur tersebut tumbuh dan berkembang biak. Mikoriza adalah kelompok fungi (jamur) yang bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi (tumbuhan berpembuluh,Tracheophyta) khususnya pada system perakaran. Mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya, beberapa tumbuhan bahkan ada yang tergantung pertumbuhannya pada mikoriza. Beberapa jenis tumbuhan tidak tumbuh atau terhambat pertumbuhannya tanpa kehadiran mikoriza di akarnya.
Macam-macam Mikoriza
Mikoriza di bagi menjadi dua yaitu:
Endomikoriza
Endomikoriza adalah jamur yang hifanya dapat menembus akar sampai bagian korteks. Misalnya yang terjadi pada tanaman anggrek, sayuran (kol), dan pada berbagai jenis tumbuhan tinkat tinggi. Endomikoriza penting untuk beberapa jenis tanaman polongan karena dapat merangsang pertumbuhan bintil akar. Bintil akar dapat bersimbiotis dengan Rhizobium sehingga mempercepat fiksasi nitrogen.
Ektomikoriza                                    
Ektomikoriza adalah jamur yang hifanya hanya sampai pada bagian epidermis akar pertumbuhan atau tidak sampai menembus ke dalam korteks akar. Dengan adanya ektomikoriza, akar tumbuhan tidak begitu memerlukan buylu akar. Tumbuhan tumbuhan tersebut dapat memperoleh air dan unsure-unsur hara dari tanah dalam jumlah yang lebih banyak.

2.2       Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikoriza
·         Suhu
Penetrasi dan perkecambahan hifa diakar peka pula terhadap suhu tanah. Pada umumnya infeksi oleh cendawan MVA meningkat dengan naiknya suhu ,peran mikoriza hanya menurun pada suhu diatas 40°C.
·         Kadar Air Tanah
Untuk tanaman yang tumbuh didaerah kering, adanya MVA menguntungkan karena dapat meningkatkan kemampuan tanaman untuk tumbuh dan bertahan pada kondisi yang kurang air (Vesser et el,1984dalam Pujianto, 2001).
·         pH Tanah
Perubahan pH tanah melalui pengapuran biasanya berdampak merugikan bagi perkembangan MVA asli yang hidup pada tanah tersebut sehingga pembentukan mikoriza menurun (Santosa, 1989).
·      Bahan Organik
Jumlah spora MVA tampaknya berhubungan erat dengan kandungan bahan organik didalam tanah. Jumlah maksimum spora ditemukan pada tanah- tanah yang mengandung bahan organik 1-2 persen sedangkan pada tanah-tanah berbahan organic kurang dari 0,5 persen kandungan spora sangat rendah (Pujianto, 2001).


·         Cahaya dan Ketersediaan Cahaya
Peran mikoriza yang erat dengan peyediaan P bagi tanaman menunjukkan keterikatan khusus antara mikoriza dan status P tanah. Pada wilayah beriklim sedang konsentrasi P tanah yang tinggi menyebabkan menurunnya infeksi MVA yang mungkin disebabkan konsentrasi P internal yang tinggi dalam jaringan inang (Santosa, 1989).
·         Logam Berat dan Unsur Lain
Aluminium diketahui menghambat muncul jika ke dalam larutan tanah ditambahkan kalsium (Ca). Jumlah Ca didalam larutan tanah rupa-rupanya mempengaruhi perkembangan MVA. Hal ini mungkin karena peran Ca2+ dalam memelihara integritas membran sel.
·         Fungisida
Fungisida merupakan racun kimia yang diracik untuk membunuh cendawan penyebab penyakit pada tanaman, akan tetapi selain membunuh cendawan penyebab penyakit fungisida juga dapat membunuh mikoriza, dimana pemakainan fungisida ini menurunkan pertumbuhan dan kolonisasi serta kemampuan mikoriza dalam menyerap P.

2.3       Manfaat yang dapat diperoleh tanaman inang dari adanya asosiasi mikoriza
1. Meningkatkan penyerapan unsur hara
Tanaman yang bermikoriza biasanya tumbuh lebih baik dari pada yang tidak bermikoriza, dapat meningkatkan penyerapan unsur hara makro dan beberapa unsure hara mikro. Selain itu akar tanaman yang bermikoriza dapat menyerap unsure hara dalam bentuk terikat dan tidak tersedia untuk tanaman (Serrano, 1985 dalam Suhardi, 1992 dalam Rahayu dan Akbar, 2003). Hubungan antara MVA dengan organisme tanah tidak bias diabaikan, karena secara bersama-sama keduanya membantu pertumbuhan tanaman.

2.  Tahan terhadap serangan pathogen
Mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi patogen akar. Mekanisme perlindungan ini bisa diterangkan sebagai berikut:
3. Sebagai konservasi tanah
Fungi mikoriza yang berasosiasi dengan akar berperan dalam konservasi tanah, hifa tersebut sebagai kontributor untuk menstabilkan pembentukan struktur agregat tanah dengan cara mengikat agregat-agregat tanah dan bahan organik tanah.
4. Mikoriza dapat memproduksi hormon dan zat pengatur tumbuh
       Fungi mikoriza dapat memberikan hormon seperti auxin, sitokinin, giberellin, juga zat pengatur tumbuh seperti vitamin kepada inangnya.
5. Sebagai sumber pembuatan pupuk biologis.
6. Fungi ini dapat diisolasi, dimurnikan dan diperbanyak dalam biakan monnesenil.
7. Isolat-isolat tersebut dapat dikemas dalam bentuk inokulum dan sebagai sumber material pembuat pupuk biologis yang dapat beradaptasi pada kondisi daerah setempat (Setiadi, 1994).
8.                                                                                                      Sinergis dengan mikroorganisme lain      
Keberadaan mikoriza juga bersifat sinergis denagn mikroba potensial lainnya seperti bakteri penambat N dan bakteri pelarut fosfat.
9. Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan
Fungi mikoriza berperan dalam mempertahankan stabilitas keanekaragaman tumbuhan dengan cara transfer nutrisi dari satu akar tumbuhan ke akar tumbuhan lainnya yang berdekatan melalui struktur yang disebut Bridge Hypae.

2.4       Pengaruh mikoriza pada penyerapan unsur hara tanaman
Tanaman yang bermikoriza tumbuh lebih baik dari tanaman tanpa bermikoriza. Penyebab utama adalah mikoriza secara efektif dapat meningkatkan penyerapan unsur hara baik unsur hara makro maupun mikro. Selain daripada itu akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur hara dalam bentuk terikat dan yang tidak tersedia bagi tanaman (Anas, 1997).
          Petani organik sangat menghindari pemakaian pupuk kimia. Untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman, petani organik mengandalkan kompos sebagai sumber utama nutrisi tanaman. Sayangnya kandungan hara kompos rendah. Kompos matang kandungan haranya kurang lebih 1.69% N, 0.34% P2O5, dan 2.81% K. Dengan kata lain 100 kg kompos setara dengan 1.69 kg Urea, 0.34 kg SP36, dan 2.18 kg KCl. Misalnya, untuk memupuk padi yang kebutuhan haranya 200 kg Urea/ha, 75 kg SP 36/ha, dan 37.5 kg KCl/ha, membutuhkan sebanyak 22 ton kompos/ha. Jumlah kompos yang demikian besar ini memerlukan banyak tenaga kerja dan berimplikasi pada naiknya biaya produksi.
            Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat (P) dan kalium (K). Tanah pertanian kita umumnya memiliki kandungan P cukup tinggi (jenuh). Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman karena terikat pada mineral liat tanah.        Di sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain Aspergillus, Penicillium, Pseudomonas, dan Bacillus Megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
                        Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu, tanaman yang bermikoriza umumnya juga lebih tahan terhadap kekeringan. Contoh mikoriza yang sering dimanfaatkan adalah Glomus dan Gigaspora.

           




BAB III
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza yang berarti Akar tanaman. Mikoriza memerlukan akar tumbuhan untuk melengkapi daur hidupnya. Sebaliknya, beberapa tumbuhan bahkan ada yang tergantung pertumbuhannya pada mikoriza. Beberapa jenis tumbuhan tidak tumbuh atau terhambat pertumbuhannya tanpa kehadiran mikoriza di akarnya. Mikoriza dibagi 2 yaitu endomikoriza dan Ektomikoriza. Adapun faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikoriza yaitu  suhu, kadar air, pH tanah, bahan organik, cahaya dan ketersediaan cahaya, logam berat dan unsur lain, serta fungisida. Selain itu ada juga manfaat yang dapat diperoleh tanaman inang dari adanya asosiasi mikoriza, seperti meningkatkan penyerapan unsur hara, tahan terhadap serangan pathogen, sebagai konservasi tanah, sebagai sumber pembuatan pupuk biologis, dan lain sebagainya. Mikroba tanah lain yang berperan di dalam penyediaan unsur hara adalah mikroba pelarut fosfat (P) dan kalium (K). Mikoriza berperan dalam melarutkan P dan membantu penyerapan hara P oleh tanaman. Selain itu, tanaman yang bermikoriza umumnya juga lebih tahan terhadap kekeringan

3.2     Saran
          Penulis menyarankan kepada pembaca agar :
1.      Mampu memahami lebih dalam tentang mikoriza
2.      Belajar tentang pengaruh mikoriza pada penyerapan unsure hara tanaman
3.      Bisa memahami peran mikoriza dalam kehidupan





DAFTAR PUSTAKA

Pujiyanto. 2001. Pemanfatan Jasad Mikro, Jamu Mikoriza dan Bakteri Dalam Sistem Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia: Tinjauan Dari Perspektif Falsafah Sains. Makalah Falsafah Sains Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor
Rahayu, Novi., dan Ade Kusuma Akbar. 2003. Pemanfaatan Mikoriza dan Bahan Organik Dalam Rangka Reklamasi Lahan Pasca Penambangan. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Pontianak
Santosa, Dwi Andreas. 1989. Teknik dan Metode Penelitian Mikorisa Vesikular-Arbuskular. Laboraturium Biologi Tanah Jurusan Tanah Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor


Tidak ada komentar:

Posting Komentar